LENSA HUKUM
KOTA BEKASI
Jalan bergelombang dan kurangnya rambu dan Marka jalan di duga penyeb suatu pemicu kecelakan karna minimya kualitas dan sarana prasarana lalu lintas yang menyebabkan pemicu lakalantas di kota Bekasi.
Dari keterangan Kasat Lantas Polres Metro Bekasi Kota AKBP. Ojo Ruslani Panggabean saat dimintai tanggapannya terkait maraknya kecelakaan lalu lintas di Kota Bekasi meski diakui pihaknya masih terus melakukan indentifikasi penyebab kecelakaan di Kota Bekasi.
“ Kita masih mengindentifikasi penyebab kecelakaan di Kota Bekasi. Apakah kecelakaan itu disebabkan sarana prasarana jalan atau tingkat kedisplinan pengendara yang masih kurang, ” kata Kasat Ojol Ruslani,Kamis (12/09/2019).
“ Setelah nanti diketahui penyebab kecelakaan itu, maka kita akan laporkan dan kumpulkan stakeholder yang ada untuk duduk bersama membahas hal tersebut ,” kata AKBP. Ojo Ruslani Panggabean menambahkan.
Namun demikian lanjutnya,pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Pemerintah Kota Bekasi dalam hal ini Wali Kota Rahmat Effendi tentang indentifikasi penyebab kecelakaan tersebut agar ditanggapi lebih cepat minimal yang bisa dilakukan oleh Pemkot Bekasi.
Apakah nantinya jalan yang bergelombang atau rambu rambu lalu lintas yang sudah rusak ataupun yang sudah mati bisa dilakukan perbaikan dan penambahan rambu dan markanya.
“Jadi,berikutnya tinggal kita rapat dan membahas hal itu bersama. Nah, masalahnya sekarang perbaikan itu belum tentu cepat diselesaikan karena keterkaitan dengan anggaran seperti misalnya di Jalan Raya Narogong merupakan jalan provinsi dan pengajuan perbaikan juga harus ke Provinsi, ” Ucapnya.
Ia mengatakan untuk kecelakaan lalu lintas di Kota Bekasi sebetulnya cukup tinggi namun hal itu tergantung bagaimana kedisiplin para pengendara itu sendiri walaupun salah satunya bisa karena minimnya kualitas dan ketersediaan sarana prasarana lalu lintas.
“ Adapun ruas potensi kerawanan kecelakaan lalu lintas yakni di Jalan Siliwangi,Chairil Anwar dan Ahmad Yani tapi, kalau jalan Juanda hanya sebatas macet saja. ” jelas Kasat Ojo.
Lanjutnya, kalau Jalan Ahmad Yani tepatnya di depan Pemkot Bekasi tingkat potensi kerawanan kecelakaan juga cukup tingggi lantaran jalannya bergelombang dan ruas jalannya juga cukup luas.
“Jadi orang turun dari flyover Summarecon,terpasang langsung belok ke kiri, padahal disitu kan uda ada cat putih (Double Cross) sebagai rambu petunjuk jalan, ” terang dia.
AKBP. Ojo Ruslani juga menambahkan truk yang bertonase besar khususnya truk pengangkut barang juga dapat berpengaruh kelancaran berlalu lintas dan mempengaruhi awetnya infrastruktur di Kota Bekasi.
Di dalam Surat Kapolres Metro Bekasi Kota juga menyarankan agar dibuatkan titik jembatan timbangan untuk mengukur tonase dengan kapasitas jalan.
“ Truk truk besar pengangkut barang yang keluar masuk ke Kota Bekasi harus ditimbang. Kalau kelebihan kapasitas harus dikeluarkan. Tapi ini belum ada. Kalau Ini bisa berlaku,jalan Jadi lancar dan jalannya juga bisa awet.” tegasnya.
( MARIAM / SULE )