Lensa Hukum, (Cibitung) Kab. Bekasi – Salah seorang keluarga pasien mengaku kecewa dan sangat menyayangkan sikap salah satu security RSUD Kabupaten Bekasi yang bernama Yuli Sujatmiko.
Semestinya, sebagai seorang security yang notabene sebagai pegawai RSUD tersebut, memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pasien dan keluarganya, bukan lagi berbicara kasar.
“Semestinya dia (Yuli Sujatmiko, red), bisa berlaku sopan dan nggak asal semaunya saja kalau berbicara. Pakai bahasa yang sopan biar pasien dan keluarganya merasa nyaman,” kata J. Arifin, salah satu keluarga pasien, Selasa (28/5).
Ia mengungkapkan, sikap arogansi yang ditunjukan oleh oknum security RSUD tersebut, saat ketika menegur J. Arifin yang membawa anaknya masuk kedalam diruang perawatan.
“Saya tau peraturan di RSUD itu, tapi bukan begitu caranya. Padahal saya sudah jelaskan, tapi malah ngotot dan terkesan mau ngajak ribut,” ungkapnya.
Karena merasa kecewa dan tidak senang dengan tindakan serta sikap arogansi yang ditunjukan oleh oknum security tersebut, lantas ia membawa pulang paksa istrinya yang masih sakit untuk keluar dari rumah sakit berplat merah tersebut.
“Dari pada menahan rasa kecewa atas sikap oknum security yang arogan seperti itu, terpaksa saya bawa pulang istri saya yang masih sakit,” jelasnya.
Ia menegaskan, jika terjadi sesuatu dengan istrinya setelah dibawa pulang dengan paksa karena kecewa, dirinya akan menuntut pihak RSUD dan oknum security arogan tersebut.
“Kalau terjadi apa-apa sama istri saya, pihak RSUD saya tuntut. Karena mempekerjakan oknum security yang arogan,” tegasnya.
Manajemen rsud harus dievaluasi. Karena banyaknya pelayanan yang tidak maksimal di RSUD yang saat ini sudah bertype B. Dirinya meminta agar DPRD Kabupaten Bekasi, dalam hal ini Komisi IV, untuk segera mengevaluasi manajemen yang ada di rumah sakit milik pemerintah tersebut.
Pasalnya, mulai dari kelangkaan obat-obatan hingga sikap para security yang arogan. Membuat pasien dan keluarga pasien kecewa.
“Ini tugas Komisi IV, berani atau nggak untuk mengevaluasinya. Jika dibiarkan saja, maka pelayanan di RSUD akan bobrok selamanya,” pungkasnya. (Sam Lubis)