LENSA HUKUM – DKI JAKARTA.
Beberapa di antara kita mungkin cukup familiar dengan salah satu berita beberapa waktu terakhir mengenai adanya peluru nyasar di kompleks parlemen. Adanya peluru nyasar ini menjadi perhatian khusus karena memang hal ini terjadi di kompleks parlemen yang notabene seharusnya aman dari ancaman seperti adanya penembakan yang seharusnya bisa ditindak karena penjagaan di kompleks parlemen sendiri seharusnya bisa dilakukan secara menyeluruh dengan adanya personil keamanan yang secara rutin menjaga area parlemen. Meskipun memang sebenarnya hal ini sudah dijelaskan di mana hal ini terjadi karena adanya insiden, namun penjelasan lebih lengkap tetap harus diberikan oleh baik itu Setneg dan juga Kapolri Tito Carnavian. Begitu setidaknya menurut pandangan DPR.
Pemanggilan Setneg dan Kapolri
Rencananya Kapolri dan juga Setneg akan dipanggil pada tanggal 23 – 24 Oktober. Di mana informasi ini diberikan oleh Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR yaitu Anton Sihombing ketika ditemui minggu lalu di kompleks parlemen. Alasan diundangnya kedua sosok tersebut dikarenakan alasan yang saling terkait di mana Setneg sendiri adalah pengelola kompleks Gelora Bung Karno yang akan diminta penjelasannya terkait dengan adanya insiden yang terjadi di lokasi yang beliau kelola. Selain itu Kapolri diundang karena menurut Anton, kejadian ini bukanlah suatu insiden namun adalah penembakan. Untuk itu Kapolri direncanakan untuk diundang pada tanggal tersebut untuk bisa memberikan penjelasan mengenai hal ini.
Baca Juga : 5 Fakta Dari Rekonstruksi Kasus Peluru Nyasar ke Gedung DPR
Dengan adanya insiden tersebut, tampaknya akan ada pembahasan yang cukup panjang terkait peluru nyasar yang sampai ke kompleks parlemen. Dikarenakan adanya insiden tersebut, maka DPR memiliki wacana untuk memasang kaca anti-peluru untuk menghindari hal yang serupa terjadi kembali. Namun hal ini masih menjadi wacana karena masih ada opsi lainnya yang lebih memungkinkan yaitu dengan menutup lapangan tembak. Tampaknya opsi yang ini masih menjadi opsi yang paling logis dan mungkin untuk dilakukan selain opsi yang pertama. Penjelasan dari Polri mengenai hal inipun cukup menjelaskan bagaimana peluru tersebut bisa nyasar di mana penggunaan kaca anti peluru tampaknya masih belum akan menjadi kebutuhan utama untuk saat ini.
Peluru Nyasar di Kompleks Parlemen
Sebelumnya telah terjadi insiden peluru nyasar yang berasal dari lapangan tembak di Gelora Bung Karno yang menjadi tempat latihan menembak. DPR melalui Anton Sihombing berencana mengundang beberapa pihak terkait seperti Setneg dan juga Kapolri Tito Carnavian atas insiden tersebut karena keduanya memiliki kaitan sebagai orang yang memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan mengapa insiden tersebut dapat terjadi. Polri melalui juru bicaranya sudah menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi bukan karena faktor kesengajaan, namun karena adanya faktor kelalaian dimana terdapat SOP yang tidak dilakukan dengan benar yang menyebabkan terjadinya peluru nyasar. (Red)