LENSA HUKUM
SEMARANG
Lensahukum.co.id
GeNose C19 merupakan alat pendeteksi Covid-19 yang merupakan karya anak bangsa dari UGM. Alat ini memiliki akurasi Sensitivity 92%. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca adanya tanda positif Covid-19 dengan peluang 92%.
Gubernur Jawa Tengah,Ganjar Pranowo juga berharap dengan adanya alat ini dapat membantu menekan penyebaran Virus Covid-19 yang saat ini masih adanya penambahan positif Covid- 19.
Pasalnya,Usul Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kepada pemerintah pusat terkait menggunakan alat pendeteksi Covid-19 buatan UGM,GeNose C19 sebagai alat uji resmi mendapatkan respon positif.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menggunakan GeNose C19 sebagai alat uji resmi COVID-19 bagi penumpang kereta api dan penumpang bus. Kemenhub telah memesan 200 GeNose yang akan digunakan di 44 titik stasiun di Jawa dan Sumatera pada 5 Februari mendatang.
” Di Perhubungan (transportasi),pasar,termasuk mall dan lainnya saya pikir penting, sehingga orang yang masuk benar-benar aman. Suka tidak suka, harus ada memang cara menjaga preventifnya bisa berjalan, ” Ucap,Ganjar ditemui usai memimpin rapat penanganan Covid-19 di kantornya,Senin (25/1/2021).Ganjar sendiri sudah tidak sabar untuk menggunakan GeNose di Jawa Tengah. Ia sudah memesan 100 unit GeNose untuk dipakai di sejumlah fasilitas kesehatan dan tempat layanan publik lainnya.
” Saya sih berharap bisa cepat,tapi kemarin Wakil Rektor UGM datang ke sini, katanya lagi on going, tapi belum bisa memastikan kapan pesanan saya akan datang karena produksinya lagi berjalan. Saya sih pengen cepet, ” Jelas,Ganjar.
Ganjar berharap kedepannya seluruh instansi publik juga melakukan hal yang sama dalam meningkatkan testing dan tracing.
“ Kalau itu bisa dilakukan di seluruh instansi publik yang lain,tentu akan sangat membantu untuk bisa lebih cepat mengetes dan melakukan tindakannya, “ Lanjut,Ganjar.
Ganjar mengatakan tak perlu khawatir akan adanya peningkatan kasus. Sebab,jika meningkatnya kasus karena hasil testing,maka penangananya akan lebih baik.
” Buat saya biasa saja, kalau meningkatnya itu karena mereka ketahuan dan kemudian sejak dini dia OTG (Orang Tanpa Gejala) begitu,maka penanganan jauh lebih cepat, ” Tegas,Ganjar.
Justru yang bahaya lanjut Ganjar adalah jika testing tidak dilakukan secara masif. Orang yang terkena Covid-19 tidak terdeteksi dan berkeliaran menularkan pada yang lain.
” Kalau dites kita cepat tahu,terus dilakukan tindakannya. Kalau tidak tahu dan berkeliaran bahaya. Maka jangan pernah takut kalau nanti itu melonjak tinggi,karena memang hasil tes. Testing itu penting untuk kita mengetahui faktanya seperti apa, ” Tutup, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
( JARKONI )